Pada suatu hari ketika sedang berada di kantor saya kedatangan seorang Ketua RW dia bilang bahwa seorang petugas yang sedang melakukan survey dari salah satu Lembaga Survey ternama mengalami sakit dan sedang beristirahat di rumah salah satu ketua RT. karena saya yang mengurus rekomendasi survey tersebut, langsung saja saya menuju lokasi.
Ketika saya sampai di rumah ketua RT tersebut saya langsung merasakan kesederhanaan dari fisik rumah tersebut. Ketua RT tersebut mengatakan bahwa petugas survey semalam tidur di salah satu mesjid dan sedang melaksanakan puasa sehingga kondisi kesehatannya menurun. Saya melihat ketua RT itu begitu memperhatikan kondisi petugas survey yang sedang sakit itu.
Ketika saya akan kembali ke Kantor, Ketua RW menanyakan waktu pencairan insentif RT dan RW lalu saya menjawab tidak akan lama lagi dalam beberapa hari kedepan. Ketua RW dan RT tersebut langsung menyebut alhamdulilah dan kata mereka berarti bahwa jembatan yang ada di atas selokan yang lebarnya kurang lebih 0,5 meter dapat segera diperbaiki dari dana tersebut secara patungan dari Ketua RT dan RW tersebut.
Betapa mulianya mereka dalam melayani masyarakat, di tengah kesederhanaannya mereka masih memikirkan kepentingan orang lain. Jumlah uang insentif yang tidak seberapa, mereka rela memberikan hak mereka itu untuk memperbaiki sarana umum. Berbeda dengan para "tikus rakus" yang menghancurkan negara ini walaupun telah diberi gaji tinggi tetapi masih mengambil hak rakyat.
Mungkin orang-orang yang seperti Ketua RT dan RW diatas yang menopang masih berdirinya negara ini. Jika orang Indonesia bobrok semua mungkin negara ini sudah hancur sejak dulu. mereka melayani kebawah bukan menjilat keatas. ditengah kekurangan mereka bisa memberi untuk kebaikan bersama.
Inilah kasih yang sempurna, kasih untuk melayani sesama, keteladanan hidup yang sesungguhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar